tb

Senin, 07 Mei 2012

Riwayat Abu Bakar


Riwayat Abu Bakar Ash Shidiq
Peringkat orang Islam dalam ada diurutkan sebagai berikut yaitu :
  1. Kedudukannya Para Nabi
  2. Kedudunnya orang Shidiq (Shidiqiin)
  3. Kedudunnya Orang-orang yang mati Syahid (Syuhada ) atau Orang yang benar benar akan tentang kesaksiannya kepada Allah
  4. Orang-orang Sholeh (Sholikhiin)
Itu terbukti atau dibuktikan pada waktu nabi meninggal digantikan oleh AsShidiq, dengan begitu orang yang paling sempurna keimanannya dan benarnya setelah para nabi khususnya setelah nabi muhammad SAW adalah Abu Bakar As Shidiq dibawah ini kisah lengkapnya
Abu Bakar dilahirkan di Mekkah dua setengah tahun setelah tahun Gajah, atau lima puluh setengah tahun sebelum dimulainya Hijrah. Di masa pra Islam dikenal sebagai Abul Kaab. Ketika masuk Islam, Nabi memberinya nama Abdullah dengan gelar Ash-Shiddiq (orang terpercaya). Ia termasuk suku Quraisy dari Bani Taim, dan silsilah keturunannya sama dengan Nabi Muhammad SAW dari garis ke 7. Dialah salah seorang pemimpin yang sangat dihormati sebelum dan sesudah memeluk Islam. Nenek moyangnya pedagang. Abu Bakar sesekali mengadakan perjalanan dagang ke Syria atau Yaman. Ia sering datang mengunjungi Nabi. Ketika turun wahyu pertama pada Nabi, Abu Bakar sedang berada di Yaman. Ketika kembali ke Mekkah ia mendengar kabar bahwa para pemimpin Quraisy seperti Abu Jahal mengejek pernyataan pengangkatan Muhammad menjadi Rasul Allah. Mendengar kabar itu, ia sangat marah. Lalu Abu Bakar bergegas datang ke rumah Nabi dan langsung mengikrarkan dirinya memeluk Islam.
Sudah diakui secara luas, bahwa pemeluk agama Islam pertama diantara orang dewasa adalah Abu Bakar, diantara kaum muda tercatat nama Ali bin Abu Thalib, sedang diantara kaum wanita adalah Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Rasulullah. Abu Bakar, adalah seorang saudagar yang kaya raya. Untuk mendukung kemajuan agama Islam saat itu, ia telah menyerahkan seluruh harta kekayaannya. Disamping itu, ia juga telah membeli dan membebaskan sejumlah budak belian. Ia termasuk sahabat yang mengalami segala macam penderitaan, intimidasi dan siksaan demi pengabdiannya pada kepercayaan barunya, Islam. Pada suatu ketika ia pernah dipukuli hingga pinsan. Keberanian dan kebulatan tekad yang ditunjukkan Nabi dan para sahabat yang setia dalam menghadapi kaum musyrik akan selalu menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang berjuang demi kebenaran.
Abu Bakar mempunyai 40.000 dirham ketika masuk agama Islam, tapi kemudian hanya tinggal 5.000 dirham saja pada waktu hijrah. Beliau pergi hijrah ke Madinah menemani Nabi, dan meninggalkan istri serta anak-anaknya pada lindungan Allah.
Ia juga berjuang bahu-membahu dengan Nabi dalam pertempuran mempertahankan diri, disaat para pemeluk agama baru itu sedang berjuang untuk mempertahankan agamanya. Abdurrahman bin Abu Bakar setelah masuk Islam, bercerita kepada ayahnya bahwa ketika perang Badar, sebenarnya ia dapat dengan mudah membunuh ayahnya. Abu Bakar menjawab: “Demi Allah, sekiranya saat itu aku melihatmu, pasti aku membunuhmu.”
Abu Bakar meninggal dalam usia 63 tahun, dan ke-Khalifahannya berlangsung hanya selama dua tahun tiga bulan sebelas hari, jenazahnya dimakamkan di samping makam Nabi.
Pada waktu Nabi wafat, Abu Bakar dipilih menjadi khalifah Islam yang pertama. Setelah terpilih, banyak orang berebut menawarkan bai’at, khalifah lalu menyampaikan pidatonya yang mengesankan di hadapan para pemilih.
Abu Bakar berkata: “Saudara-saudara, sekarang aku telah terpilih sebagai Amir,meskipun aku tidak lebih baik dari siapa pun di antara kalian. Bantulah akau apabila aku berada di jalan yang benar, dan perbaikilah aku apabila aku berada di jalan yang salah. Kebenaran adalah suatu kepercayaan; kesalahan adalah suatu pengkhianatan. Orang yang lemah di antara kalian akan menjadi kuat bersamaku sampai kebenarannya terbukti, dan orang yang kuat di antara kalian akan menjadi lemah bersamaku sampai kuambil apa yang menjadi haknya. Patuhlah kepadaku sebagaimana aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika aku tidak mematuhi-Nya dan Rasul-Nya, janganlah sekali-kali kalian patuh kepadaku.”
Abu Bakar berdiri tegak bagaikan batu karang menghadapi kekuatan-kekuatan yang mengacau setelah Nabi wafat. Nampaknya seluruh struktur Islam yang telah diletakkan Nabi yang baru saja mangkat akan hancur berantakan. Namun Abu Bakar sebagai seorang sahabat setia Nabi telah membuktikan dirinya menjadi orang yang kuat memegang teguh pada jalan yang ditunjukkan Nabi.
Selama Nabi sakit, satuan tentara yang berkekuatan 700 orang dimobilisir di bawah pimpinan Usama bin Zaid menuntut balas atas kekalahan orang-orang Muslim dari tangan pasukan Romawi. Dan begitu Nabi wafat terjadi pula huru-hara besar.
Suatu ketika Abu Bakar hendak memerangi kabilah-kabilah yang enggan membayar zakat, namun rencananya tidak mendapatkan restu dari sahabat-sahabat dekatnya. Kemudian sahabat-sahabatnya memberinya nasihat, agar tidak mengirimkan tentara keluar Madinah pada saat-saat kritis seperti itu. Tapi Abu Bakar teguh pada pendiriannya. Ia tetap melaksanakan rencananya. Berkaitan dengan nasihat dari sahabat-sahabat dekatnya. Abu Bakar berpendapat, jika ia melaksanakannya maka dirinya akan menjadi orang terakhir yang mengubah perintah-perintah Nabi.
Pengukuhan Usamah sebagai panglima pasukan berkuda yang diangkat Nabi dipimpin langsung oleh khalifah sendiri. Tentara Usamah menyelesaikan tugasnya dalam tempo empat puluh hari. Ekspedisi itu berpengaruh sangat baik terhadap suku-suku Arab yang mulai membandel dan ragu tentang kekuatan Islam yang sesungguhnya. Tindakan Abu Bakar yang imajinatif, tepat waktu, dan dinamis, telah menyatukan kekuatan Islam.
Segera Abu Bakar menghadapi krisis lainnya. Waktu Nabi wafat, sejumlah nabi palsu, yaitu para penipu lihai yang muncul di berbagai bagian Arab. Di antara mereka yang terkenal ialah Aswad Asni, Tulaihah Bani Asad, Musailamah si Pendusta, dan Sajah seorang wanita Yaman. Di suatu daerah di Zuhl Qassa, khalifah membagi sebelas pasukan untuk menyamai jumlah komandannya dan menugaskan mereka di berbagai sektor. Ekspedisi melawan Musailamah terasa sangat berat dan baru setelah Khalid bin Walid menggempur dengan dahsyatnya, musuh dapat dihancurkan. Musailamah mati terbunuh. Seorang sejarawan bernama Tabrani mengatakan, “Belum pernah Muslimin bertempur sedahsyat pertempuran itu.”

A. Latarbelakang Kepmimpinan Abu Bakar
Sepeninggal Nabi Muhammad Saw. Sahabat Muhajirin dan Anshar berkumpul di Saqifah Bani Saadah untuk membicarakan tampuk pimpinan, sebagai pengganti beliau. Abu Bakar yang memimpin rapat waktu itu berkata:’’Kami dari keturunan Quraisy, maka pimpinan juga dari golongan kami.” Saat perdebatan antara dua kubu tersebut memuncak, Abu Bakar melanjutkan perkataannya: “Orang Arab tidak bakal mampu menyelesaikan persoalan tanpa orang Quraisy. Rasulullah pernah bersabda:setelah aku, persoalan (kepemimpinan) ini ada di tangan orang-orang Quraisy” Kemudian ia berkata seorang sahabat dari Anshar, Basyir bin Saad, “Apakah kamu pernah mendengar rasul bersabda bahwa para pemimpin adalah dari orang Quraisy?” Basyir menjawab: “Demi Allah, ya”.

Menurut al-Baladziri, ketika Rasulullah wafat, Umar bin Khattab mendatangi Abu Ubaidah bin Jarrah: “ Aku membaiatmu”, kata Umar. Seperti diketahui bahwa Umar bin Khattab adalah seorang tokoh Quraisy, beguitu juga Abu Ubaidah bin Jarrah.
Tatkala pembaitan jatuh di tangan Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib merasa tidak puas. Abu Ubaidah menemuinya, lalu berkata: “Hai putra pamanku, engkau masih muda, sedangkan mereka adalah sesepuh kaummu (sesepuh Quraisy), pengetahuan dan penga lamanmu belum cukup jika dibandingkan dengan mereka. Dalam hal ini Abu Bakar lebih unggul dan cakap dari kamu. Terimalah dia Sesungguhnya jika engkau diberi umur panjang, kelak engkau akan mendudukinya”.
B. Kondisi Masyarakat Sepeninggal Muhammad SAW.
Meninggalnya Rasulullah pada usia 63 tahun, meninggalkan kesan dan pengaruh yang kuat kepada kaum muslimin. Meskipun mereka baru saja menerima fatwa-fatwa bahwa seorang nabi tidak dapat hidup selama-lamanya dan rasul akan menemui Tuhan, para sahabat sebagai pahlawapahlawan yang ulung dan pemberani, juga sempat panik. Banyak diantara mereka yang tidak mempercayai berita wafatnya Rasul yang dating dengan tiba-tiba. Setelah Abu Bakar mendengar kabar tersebut, ia segera menemui orang-orang yang sedang berkerumun untuk menenangkan dan menghilangkan kebingungan mereka. Abu Bakar berpidato: “Wahai manusia, barang siapa yang memuja Muhammad , Muhammad telah mati,tetapi siapa yang memuja Tuhan, tuhan hidup selama-lamanya, tiada mati-matinya”. Kemudian ia membaca ayat yang memperkuat apa yang diucapkannya.
Dengan wafatnya Rasul, maka umat islam dihadapkan dengan masalah sangat Kritis. Sebagaian dari mereka bahkan ada yang menolak iIslam. Ada golongan yang murtad, ada yang mengaku dirinya sebagai nabi, golongan tidak mau membayar zakat. yang masih tetap patuh kepada agama Islam adalah penduduk Makkah, Madinah dan Thaif. Mereka tetap memenuhi kewajiban dan mau mengorbankan apa yang mereka miliki untuk mengembalikan kejayaan Islam.
C. Sistem Pemilihan Kholifah
Abu Bakar memangku jabatan khalifah berdasarkan pilihan yang berlangsung sangat demokratis di Muktamar Tsaqifah Bani Sa’idah, memenuhi tata cara perundingan yang dikenal dunia modern saat ini. Kaum Anshar menekankan pada persyaratan jasa, mereka mengajukan calon Sa’ad ibn Ubada. Kaum Muhajirin menekankan pada persyaratan kesetiaan, mereka mengajukan calon Abu Ubadah ibn Jarrah. Sementara itu dari Ahlul Bait menginginkan agar Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah atas dasar kedudukannya dalam Islam, juga sebagai menantu dan karib Nabi. Hampir saja perpecahan terjadi bahkan adu fisik. Melalui perdebatan dengan beradu argumentasi, akhirnya Abu Bakar disetujui oleh jamaah kaum muslimin untuk menduduki jabatan khalifah.
D. Kebijakan-kebijakan Pemerintah
Maju mundurnya suatu pemerintahan akan sangat bergantung kepada pemegang kekuasaan. Sehubungan dalam periode Khulafa’ al-Rasyidin Abu Bakar adalah khalifah(pemimpin Negara) yang pertama. Maka kualitas seorang khalifah memberi contoh tersendiri dalam menentukan kebijakan-kebijakan di berbagai bidang yang berhubungan dengan hajat hidup masyarakst yang dipimpinnya. Demikian pula dalam mengatasi berbagai krisis dan gejolak yang muncul dalam pemerintahannya.
1. Memerangi Kaum Riddah
Sebaagai khalifah pertama, Abu Bakar dihadap pada keadaan masyarakat seninggal Muhammad saw. Ia bermusawarah dengan para sahabat untuk menentukan tindakan yang harus diambil dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Meski terjadi perbedaan pendapat tenteng tindakan yang akan dilakukan dalam kesulitan yang memuncak tersebut,kelihatan kebesaran jiwa dan ketabahan hatinya.seraya bersumpah dengan tegas ia menyatakan akan memerangi semua golongan yang menyimpang dari kebenaran,sehingga semuanya kembali kejalan yang benar atau harus gugur sebagai syahid dalam membela agama Allah. Ketegasan Abu Bakar ini disambut oleh segenap kaum muslimin.
Untuk memerangi kemurtadan ini dibentuklah sebelas pasukan. Sebelum pasukan dikirim ke daerah yang ditinjau, terlebih dahuludikirim surat yang menyeru kepada mereka agar kembali kepada ajaran Islam, namun tidak mendapat sambutan. Terpaksa pasukan dikirimkan dan membawa hasil yang gemilang. Kebijakan tersebut dilakukan dengan tujuan terciptanya persatuan umat, penegakan hokum dan keadilan. Hal lain yang dilakukan Abu Bakar adalah mengangkat Ali sebagai deputinya untuk mengurusi masalah kesekretariatan Negara di samping Umar dsan Abu Ubadah ibn Jarrah. Dalam masalah keadilan, ia berjanji akan melindungi si lemahdari pemerkosaan si kuat tanpa pandang bulu.

2. Penataan Birokrasi Pemerintahan
Dalam masalah penataan birokrasi pemerintahan khalifah Abu Bakar masih meneruskan system pemerintahan yang bersifat sentral, yakni sepertihalnya pemerintaha n yang berjalan dimasa Rasululla ,yaitu kekuasaan eksekutif, legeslatif, yudikataf terpusat disatu tangan.
3. Pembukuan Al-Qur’an
Penulisan ayat-ayat al-Qur’an sudah dimulai sejak zaman Rasulullah, bahkan sejak masa awal diturukannya al-Qur’an yang diwahyukan ssecara berangsur-angsur selama 23tahun. Setiap kali menerima wahyu rasulullah selalu membacakan dan mengajarkannya kepada sahabat serta memerintahkan mereka untuk menghafalkannya. Rasul juga memerintahkan kepada sahabat yang pandai menulis agar menuliskannya di pelepah-pelepah kurma, lempengan-lempengan batu dan kepingan-kepingan tulang. Pada masa Rasulullah, tulisan-tulisan itu belum dikumpulkan dalam satu mushaf, tetapi masih berserakan.
Setelah Rasulullah wafat dan Abu Bakar menjadi khalifah, terjadi perang Yamamah yang merenggut korban kurang lebih 70 sahabat penghafal al-Qur’an. Banyaknya sahabat yang gugur dalam peristiwa tersebut,timbul khekhawatiran di kalangan sahabat khususnya Umar ibn Khatab,akan menyebabkan hilangnya al-Qur’an. Umar menyarankan kepeda Abu baker agar menghimpun surah-surah dan ayat-ayat yang masih berserakan kedalam satu mushaf. Awalnya Abu Bakar keberatan karena hal seperti itu tidak dilakukan oleh rasul. Umar menyakinkan kepada Abu Bakar bahwa hal itu semata-mata untuk melestarikan al-Qur’an,akhirnya Abu baker menyetujuinya. Zaid ibn Tsabit menerima tugas untuk memimpin pengumpulan itu, dengan berpegang padatulisan yang tersimpan da rumah Rasul saw,hafalan-hafalan dari sahabat dan naskah-naskah yang ditulis oleh para sahabatuntuk dirinya sendiri. Zaid menjadi salah seorang penulis ayat-ayat al Qur’an Dngan ketekunan dan kesabaran Zaid berhasil menuliskan satu naskah al-Qur’an diatas adim(kulit yang disamak}. Setelah selesai, mushaf tersebut diserahkan kepada Abu Bakar dan disimpannya sampai wafat. Ketika Umar menjadi khalifah, mushaf itu berada dalam pengawasannya. Sepeninggal Umar, mushaf tersebut disimpan di rumah Hafsh binti Umar, istri Rasul saw.
E. Penutup
Setlah Nabi Muhammad saw wafat, tersebutlah sekelompok orang yang dinamakan khulafa’ ar-Rasyidin (para pengganti yang mendapatkan bimbingan kejalan yang lurus). Adapun khalifah/pengganti yang pertama adalah Abu Bakar, ia merupakan tipe orang yang sabar dan tabah dalam menghadapi suatu cobaan,dermawan dan tidak begitu suka menggunakan kekerasan dalam menggunakan kepemimpinannya, beliau juga ingin selalu membela kaum yang lemah tanpa pandang bulu.