tb

Minggu, 19 Februari 2012

Nama - Nama Walisongo 1


Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat. Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya  Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain. Arti Walisongo Masjid Agung Demak, diyakini sebagai salah satu tempat berkumpulnya para wali yang paling awal. Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat. Pendapat lain yang mengatakan bahwa Walisongo ini adalah sebuah Majelis Dakwah yang pertama kali didirikan oleh Maulana Malik Ibrahim (Sunan
Gresik) pada tahun 1404 M/808 H. Saat itu Majelis Dakwah Walisongo beranggotakan Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik); Maulana Ishaq (Sunan Wali Lanang); Maulana Ahmad Jumadil Kubro (Sunan Kubrawi,); Maulana Muhammad Al-Maghrabi Sunan Maghribi); Maulana Malik Isra’il (Raja Champa Pertama; Maulana Muhammad Ali Akbar; Maulana Hasanuddin;Maulana ‘Aliyuddin dan Syekh Subakir. Para Walisongo adalah intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada
masanya. Pengaruh mereka terasakan dalam beragam bentuk manifestasi
peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan. Nama-nama Walisongo Menurut Periode Waktunya Menurut Catatan dari Al-Habib Hadi bin
Abdullah Al-Haddar dan As-Sayyid Bahruddin Ba’alawi Al-Husaini, disebutkan bahwa: Wali Songo Angkatan Ke-1, tahun 1404 – 1435 M. Terdiri dari:

1. Maulana Malik Ibrahim, [wafat 1419 M] 
2. Maulana Ishaq, 
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro,
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi,
5. Maulana Malik Isra’il,[wafat 1435 M]
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, [wafat 1435 M]
7. Maulana Hasanuddin,
8. Maulana ‘Aliyuddin,
9. Syekh Subakir, atau Syaikh

Muhammad Al-Baqir Wali Songo Angkatan ke-2, tahun
1435 – 1463 M, terdiri dari 1. Sunan Ampel, [tahun 1419
menggantikan Maulana Malik Ibrahim]
2. Maulana Ishaq, [wafat 1463]
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro,
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi,
5. Sunan Kudus, [tahun 1435 menggantikan Maulana Malik Isra’il]
6. Sunan Gunung Jati, [tahun 1435 menggantikan Maulana Muhammad Ali Akbar]
7. Maulana Hasanuddin, [wafat 1462 M]
8. Maulana ‘Aliyuddin, [wafat 1462 M] 
9. Syekh Subakir, [wafat 1463 M] 

Wali Songo Angkatan ke-3, 1463 - 1466 M, terdiri dari : 
 1. Sunan Ampel,
2. Sunan Giri, [tahun 1463 menggantikan Maulana Ishaq]
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, [w.1465 M]
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, [w.1465 M]
5. Sunan Kudus, 
6. Sunan Gunung Jati,
7. Sunan Bonang, [tahun 1462 menggantikan Maulana Hasanuddin]
8. Sunan Derajat, [tahun 1462 menggantikan Maulana ‘Aliyyuddin]
9. Sunan Kalijaga, [tahun 1463 menggantikan Syaikh Subakir] 

Wali Songo Angkatan ke-4, 1466 - 1513 M, terdiri dari :
1. Sunan Ampel, [w.1481]
2. Sunan Giri, [w.1505]
3. Raden Fattah, [pada tahun 1465 mengganti Maulana Ahmad Jumadil Kubra]
4. Fathullah Khan [Falatehan], [pada tahun 1465 mengganti Maulana Muhammad Al-
     Maghrabi]
5. Sunan Kudus,
6. Sunan Gunung Jati,
7. Sunan Bonang,
8. Sunan Derajat, 
9. Sunan Kalijaga, [wafat tahun 1513] 

Wali Songo Angkatan ke-5, [1513 -1533 M], terdiri dari :
1. Syaikh Siti Jenar, wafat tahun 1517] [tahun 1481 Menggantikan Sunan Ampel]
2. Raden Faqih Sunan Ampel II [ Tahun 1505 menggantikan kakak iparnya, yaitu 
    Sunan Giri] 
3. Raden Fattah, [wafat tahun 1518]
4. Fathullah Khan [Falatehan],
5. Sunan Kudus, [wafat 1550]
6. Sunan Gunung Jati,
7. Sunan Bonang, [w.1525 M]
8. Sunan Derajat, [w. 1533 M] 
9. Sunan Muria, [tahun 1513 menggantikan ayahnya yaitu Sunan Kalijaga] 

Wali Songo Angkatan ke-6, [1533 - 1546 M], terdiri dari:
1. Syaikh Abdul Qahhar [Sunan Sedayu], [Tahun 1517 menggantikan ayahnya, yaitu 
    Syaikh Siti Jenar]
2. Raden Zainal Abidin Sunan Demak [Tahun 1540 menggantikan kakaknya, yaitu 
     Raden Faqih Sunan Ampel II) 3. Sultan Trenggana [tahun 1518 menggantikan 
     ayahnya yaitu Raden Fattah]
4. Fathullah Khan [Falatehan], [wafat tahun 1573]
5. Sayyid Amir Hasan, [tahun 1550 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Kudus]
6. Sunan Gunung Jati, [w.1569]
7. Raden Husamuddin Sunan Lamongan, [Tahun 1525 menggantikan kakaknya, yaitu 
    Sunan Bonang] 8. Sunan Pakuan, [Tahun 1533 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan    Derajat]
9. Sunan Muria, [w. 1551] 

Wali Songo Angkatan ke-7, 1546- 1591 M, terdiri dari :
1. Syaikh Abdul Qahhar [Sunan Sedayu],[wafat 1599]
2. Sunan Prapen, [tahun 1570 menggantikan Raden Zainal Abidin Sunan Demak]
3. Sunan Prawoto, [ tahun 1546 Menggantikan ayahnya Sultan Trenggana]
4. Maulana Yusuf, [pada tahun 1573 menggantikan pamannya yaitu Fathullah Khan  
     [Falatehan], Maulana Yusuf adalah cucu Sunan Gunung Jati] 
5. Sayyid Amir Hasan,
6. Maulana Hasanuddin, [pada tahun 1569 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan 
    Gunung Jati]
7. Sunan Mojoagung [tahun 1570 Menggantikan Sunan Lamongan] 
8. Sunan Cendana, [tahun 1570 menggantikan kakeknya, yaitu Sunan Pakuan]
9. Sayyid Shaleh [Panembahan Pekaos], [tahun 1551 menggantikan kakek dari ibunya, 
     yaitu Sunan Muria. Sedangkan Sayyid Shaleh adalah Shaleh bin Amir Hasan bin 
     Sunan Kudus] 

Wali Songo Angkatan ke-8, 1592-1650 M, terdiri dari :
 1. Syaikh Abdul Qadir [Sunan Magelang], asal Magelang, [wafat 1599], menggantikan 
     Sunan Sedayu
2. Baba Daud Ar-Rumi Al-Jawi, [1650 menggantikan Gurunya yaitu Sunan Prapen] 
3. Sultan Hadiwijaya [Joko Tingkir], [tahun 1549 Menggantikan Sultan Prawoto]
4. Maulana Yusuf, asal Cirebon
5. Sayyid Amir Hasan, asal Kudus
6. Maulana Hasanuddin, asal Cirebon 
7. Syaikh Syamsuddin Abdullah Al-Sumatrani, [tahun 1650 Menggantikan Sunan Mojo 
    Agung]
8. Syaikh Abdul Ghafur bin Abbas Al- Manduri, [tahun 1650 menggantikan Sunan 
    Cendana] 9. Sayyid Shaleh [Panembahan Pekaos], 


Wali Songo Angkatan ke 9, 1650 – 1750M, terdiri dari:
 1. Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan [tahun 1750 menggantikan Sunan Magelang]
2. Syaikh Shihabuddin Al-Jawi [tahun 1749 menggantikan Baba Daud Ar-Rumi]
3. Sayyid Yusuf Anggawi [Raden Pratanu Madura], Sumenep Madura [Menggantikan, 
     yaitu Sultan Hadiwijaya / Joko Tingkir]
4. Syaikh Haji Abdur Rauf Al-Bantani, [tahun 1750 Menggantikan Maulana Yusuf, 
    asal Cirebon ]
5. Syaikh Nawawi Al-Bantani. [1740 menggantikan Gurunya, yaitu Sayyid Amir 
    Hasan bin Sunan Kudus]
6. Sultan Abulmufahir Muhammad Abdul Kadir [ tahun 1750 menggantikan 
buyutnya 
    yaitu Maulana Hasanuddin]
7. Sultan Abulmu’ali Ahmad [Tahun 1750 menggantikan Syaikh Syamsuddin Abdullah 
    Al-Sumatrani]
8. Syaikh Abdul Ghafur bin Abbas Al-Manduri
9. Sayyid Ahmad Baidhawi Azmatkhan [tahun 1750 menggantikan ayahnya, Sayyid 
    Shalih Panembahan Pekaos] 

Wali Songo Angkatan ke-10, 1751 – 1897  terdiri dari :
1. Pangeran Diponegoro [ menggantikan gurunya, yaitu: Syaikh Abdul Muhyi     Pamijahan] 
2. Sentot Ali Basyah Prawirodirjo, [menggantikan Syaikh Shihabuddin Al-Jawi]
3. Kyai Mojo, [Menggantikan Sayyid Yusuf Anggawi [Raden Pratanu Madura]
4. Kyai Kasan Besari, [Menggantikan Syaikh Haji Abdur Rauf Al-Bantani]
5. Syaikh Nawawi Al-Bantani. …
6. Sultan Ageng Tirtayasa Abdul Fattah, [menggantikan kakeknya, yaitu Sultan 
     Abulmufahir Muhammad Abdul Kadir]
7. Pangeran Sadeli, [Menggantikan kakeknya yaitu: Sultan Abulmu'ali Ahmad]
8. Sayyid Abdul Wahid Azmatkhan, Sumenep, Madura [Menggantikan Syaikh Abdul 
    Ghafur bin Abbas Al-Manduri]
9. Sayyid Abdur Rahman (Bhujuk Lek-palek), Bangkalan, Madura, [Menggantikan 
    kakeknya, yaitu: Sayyid Ahmad Baidhawi Azmatkhan] Tahun 1830 – 1900 [Majelis 
    Dakwah Wali Songo dibekukan oleh Kolonial Belanda, dan banyak para ulama’    keturunan Wali Songo yang dipenjara dan dibunuh] 

Dari nama para Wali Songo tersebut, pada umumnya terdapat sembilan nama yang dikenal sebagai anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:
• Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim 
• Sunan Ampel atau Raden Rahmat
• Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
• Sunan Drajat atau Raden Qasim
• Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq
• Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
• Sunan Kalijaga atau Raden Said
• Sunan Muria atau Raden Umar Said
• Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah Para Walisongo tidak hidup pada saat
yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat,
baik dalam ikatan darah juga karena pernikahan atau dalam hubungan Mursyid-Murid.

1 komentar:

  1. Mohon maaf,
    mau tanya neh soal salah satu anggota Walisongo angkatan ke-9 yang bernama Sayyid Yusuf Anggawi [Raden Pratanu Madura]. Disebutkan dalam keterangan di atas bahwa Raden Pratanu Madura, Sumenep [Madura].
    Dalam keterangan tersebut, Raden Pratanu yang mana ya?
    Dalam sejarah kerajaan Madura, Raden Pratanu hanya satu yakni Raja Bangkalan BUKAN Sumenep [Madura], beliau berjuluk Pangeran Lemah Duwur dan dimakamkan di Pemakaman Air Mata, Arosbaya, Bangkalan, Madura.
    Kalau boleh tau, apa referensi yang menjadi rujukan keterangan dalam posting ini tersebut di atas ya?
    Terima kasih.

    BalasHapus